BAB
II
(
PEMBAHASAN )
2.1
PENGERTIAN
Suku Jawa (Jawa ngoko:
wong Jowo, krama: tiyang Jawi) merupakan suku bangsa
terbesar di Indonesia
yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan Yogyakarta.
Setidaknya 41,7% penduduk Indonesia merupakan etnis Jawa. Selain di ketiga
propinsi tersebut, suku Jawa banyak bermukim di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera
Utara. Di Jawa Barat mereka banyak ditemukan di Kabupaten Indramayu dan Cirebon.
Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.
2.2 BAHASA
Suku bangsa
Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa
dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah
Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka
sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur,
dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.
Bahasa Jawa
memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara
pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek
kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan
membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.
2.3 KEPERCAYAAN
Masyarakat Jawa
yang mayoritas beragama Islam hingga sekarang belum bisa meninggalkan tradisi
dan budaya Jawanya. Di antara tradisi dan budaya ini terkadang bertentangan
dengan ajaran-ajaran Islam. Tradisi dan budaya Jawa ini sangat dijunjung tinggi
oleh masyarakat Jawa, terutama yang abangan. Di antara tradisi dan budaya ini
adalah keyakinan akan adanya roh-roh leluhur yang memiliki kekuatan ghaib,
keyakinan adanya dewa dewi yang berkedudukan seperti tuhan, tradisi ziarah ke
makam orang-orang tertentu, melakukan upacara-upacara ritual yang bertujuan
untuk persembahan kepada tuhan atau meminta berkah serta terkabulnya permintaan
tertentu. Setelah dikaji inti dari tradisi dan budaya tersebut, terutama
dilihat dari tujuan dan tatacara melakukan ritus-nya, jelaslah bahwa semua itu
tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tuhan yang mereka tuju dalam keyakinan mereka
jelas bukan Allah, tetapi dalam bentuk dewa dewi seperti Dewi Sri, Ratu Pantai
Selatan, roh-roh leluhur, atau yang lainnya. Begitu juga bentuk-bentuk ritual
yang mereka lakukan jelas bertentangan dengan ajaran ibadah dalam Islam yang
sudah ditetapkan dengan tegas dalam al-Quran dan hadis Nabi Saw. Karena itulah,
tradisi dan budaya Jawa seperti itu sebenarnya tidak sesuai dengan ajaran Islam
dan perlu diluruskan atau sekalian ditinggalkan.
Selain
itu, masyarkat jawa juga mempunyai tradisi upacara adat dalam setiap kegiatan –
kegian besar, seperti :
·
Kematian ( Mendhak )
·
Upacara nyewu dina (memohon pengampunan kepada
Tuhan )
·
Upacara Brobosan (penghormatan dari sanak
keluarga kepada orang tua dan leluhur mereka yang telah meninggal dunia )
- Upacara-upacara sebelum pernikahan (Siraman, Upacara Ngerik, Upacara Midodareni, Upacara diluar kamar pelaminan, Srah-srahan atau Peningsetan, Nyantri, Upacara Panggih atau Temu, Balangan suruh Penganten, dll )
·
Upacara untuk kelahiran bayi, seperti :
- Wahyu Tumurun
Maknanya agar bayi
yang akan lahir menjadi orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan selalu mendapat.
- Sido Asih
Maknanya agar bayi
yang akan lahir menjadi orang yang selalu di cintai dan dikasihi oleh sesama
serta mempunyai sifat belas kasih
- Sidomukti.
Maknanya agar bayi
yang akan lahir menjadi orang yang mukti wibawa, yaitu berbahagia dan disegani
karena kewibawaannya.
- Truntum.
Maknanya agar
keluhuran budi orangtuanya menurun (tumaruntum) pada sang bayi.
- Sidoluhur.
Maknanya agar anak
menjadi orang yang sopan dan berbudi pekerti luhur.
- Parangkusumo.
Maknanya agar anak
memiliki kecerdasan bagai tajamnya parang dan memiliki ketangkasan bagai parang
yang sedang dimainkan pesilat tangguh.
- Semen romo.
Maknanya agar anak
memiliki rasa cinta kasih kepada sesama layaknya cinta kasih Rama dan Sinta
pada rakyatnya.
- Udan riris.
Maknanya agar anak
dapat membuat situasi yang menyegarkan, enak dipandang, dan menyenangkan siapa
saja yang bergaul dengannya.
- Cakar ayam.
Maknanya agar anak
pandai mencari rezeki bagai ayam yang mencari makan dengan cakarnya karena rasa
tanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya, sehingga kebutuhan hidupnya
tercukupi, syukur bisa kaya dan berlebihan.
- Grompol.
Maknanya semoga
keluarga tetap bersatu, tidak bercerai-berai akibat ketidakharmonisan keuarga
(nggrompol : berkumpul).
- Lasem.
Bermotif garis
vertikal, bermakna semoga anak senantiasa bertakwa pada Tuhan YME.
- Dringin.
Bermotif garis
horisontal, bermakna semoga anak dapat bergaul, bermasyarakat, dan berguna
antar sesama.
2.4 PROFESI
Mayoritas orang Jawa
berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka mendominasi pegawai negeri
sipil, BUMN, anggota DPR/DPRD, pejabat eksekutif, pejabat legislatif, pejabat
kementerian dan militer. Orang Jawa adalah etnis paling banyak di dunia artis
dan model. Orang Jawa juga banyak yang bekerja di luar negeri, sebagai buruh
kasar dan pembantu rumah tangga. Orang Jawa mendominasi tenaga kerja Indonesia
di luar negeri terutama di negara Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Arab
Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Taiwan, AS dan Eropa.
2.5 STRATIFIKASI SOSIAL
Masyarakat Jawa
juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar antropologi
Amerika
yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi
masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi.
Menurutnya kaum santri adalah penganut agama Islam yang taat, kaum
abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan
kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak
ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan.
Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang
luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti
orang keturunan Arab, Tionghoa, dan India.
2.6 SENI
Orang Jawa
terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama
Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar
berdasarkan wiracarita
Ramayana dan
Mahabharata.
Selain pengaruh India, pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula. Seni batik dan keris merupakan dua
bentuk ekspresi masyarakat Jawa. Musik gamelan, yang
juga dijumpai di Bali memegang peranan penting dalam kehidupan budaya dan
tradisi Jawa.
Contoh kesenian yang
berkembang di mastarakat jawa adalah :
· Topeng (topeng madura, topeng malang, topeng dongkrek, )
· Angklung
· Bali-balian
· Wayang ( kuli, klitik, purwo, godog, golek, dll )
· Trian (tari topeng kuncaran, tari merak, tari serimpi, tari blambangan cakil, tari remong, reog ponorogo dan jaipong )
2.7 STEREOTIPE ORANG JAWA
Orang Jawa memiliki stereotipe
sebagai sukubangsa yang sopan dan halus. Tetapi mereka juga terkenal sebagai
sukubangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Sifat ini konon
berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau
keserasian dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam
dan tidak membantah apabila terjadi perbedaan pendapat.
BAB III
( PENUTUP )
3.1
Kesimpulan
Suku jawa yang berada di daerah pulau Jawa merupakan
suku yang memiliki berbagai kebudayaan, mulai dari adat istiadat sehari-hari,
kesenian, acara ritual, dan lain-lain.
Semua itu membuktikan bahwa suku jawa merupakan suku
yang kaya akan budaya daerah. Dan dari kekayaan budaya yang di miliki suku jawa
itulah yang menbuatnya berberda dengan kebudayaan – kebudayaan lain yang ada di
Indonesia.
3.2 Kritik dan Saran
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap
para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar